Pengertian BIOS
Apa itu BIOS?
Banyak diantara kita yang sering mendengar kata-kata
BIOS, namun banyak yg tidak tau apa sih sebenarnya bios itu?
Dalam dunia komputer, BIOS( Basic Input-Output
System) adalah suatu kode software yang ditanam di dalam suatu sistem komputer yang
memiliki fungsi utama untuk memberi informasi visual pada saat komputer
dinyalakan, memberi akses ke keyboard dan juga memberi akses komunikasi secara
low-level diantara komponen hardware, seperti untuk meload sistem operasi dari
storage ke RAM. BIOS dapat disebut sebagai miniatur dan suatu sistem operasi
yang dikhususkan untuk komunikasi low-level pada hardware. BIOS biasanya
ditulis dalam bahasa assembly atau mesin yang mana bahasa ini biasanya spesifik
kepada suatu prosesor tertentu. Besarnya ukuran bios yaitu 256KB atau 512KB.
Istilah BIOS ini pertama kali muncul
pada sistem operasi CP/M, sebagian dari dari CP/M diload ketika saat booting
dan berhubungan dengan hardware. (Mesin CP/M biasanya memiliki boot loader
sederhana di dalam ROM). Sebagian besar dari versi DOS memiliki suatu file yang
bernama IBMBIO.COm atau IO.SYS yang bisa dikatakan sebagai analogi dari BIOS
disk pada CP/M.
Bagaimana BIOS
booting?
BIOS menjalankan flash memory onboard
ketika komputer dinyalakan dan dia akan menginisialisasi chipset dan juga
subsistem dari memori. Selanjutnya, dia akan mendekompres dirinya sendiri dari
flash memory tadi untuk kemudian menuju ke memori utama dan mulai dieksekusi
dari sana. Kode PC BIOS
biasanya juga berisi semacam diagnosa untuk memastikan kondisi dari komponen
hardware yang sifatnya penting, seperti misalnya keyboard, disk drive, I/O
ports dan lain sebagainya. BIOS memastikan apakah alat-alat tersebut bisa
berfungsi dengan baik dan diinisialisasi dengan benar. Hampir semua
implementasi BIOS dapat mengeksekusi suatu program setup melalui CMOS memory.
Memori ini menyimpan konfigurasi yang dapat diatur oleh user (seperti time,
date dan juga informasi detail mengenai hardisk dan lain sebagainya) dan bisa
diakses oleh BIOS.
Pada implementasi BIOS yang modern,
seseorang dapat memilih apa yang dibooting pertama kali, seperti CD, hardisk,
floppy disk, flash keydrive dan lain sebagainya. Ini sangat berguna ketika Anda
ingin menginstall suatu sistem operasi atau juga melakukan booting dari CD-ROM.
Bahkan Anda juga bisa melakukan booting dari media USB.
Beberapa sistem BIOS membolehkan user
untuk memilih sistem operasi yang ingin diload (misalnya load OS lain dari
hardisk yang berbeda dalam satu PC), meskipun cara ini sekarang lebih sering
dihandle oleh fase berikutnya atau yang sering dikenal dengan tool boot loader.
BIOS sebagai suatu
firmware
BIOS terkadang disebut sebagai firmware
karena merupakan bagian integral dari suatu sistem hardware.Sebelum 1990, BIOS
berada dalam chip ROM dan tidak bisa diubah. Seiring dengan semakin kompleksnya
sistem dan juga kebutuhan akan “bisa diupgrade” maka sekarang BIOS firmware
disimpan di dalam EEPROM atau flash memory device yang dapat dengan mudah
diupgrade isinya oleh user. Sementara itu, kesalahan dalam proses upgrade dari
BIOS akan menyebabkan sistem komputer tidak akan bisa diakses. Untuk mencegah
BIOS corruption, maka beberapa motherboard yang baru memiliki backup BIOS
(”Dual BIOS” boards). Meskipun demikian, banyak BIOS yang memiliki “boot block”
dimana bagian ini adalah bagian dari ROM yang berjalan pada saat pertama kali
dan tetap tidak bisa diupdate. Kode dalam boot block ini akan memastikan sisa
BIOS block lainnya melalui prosedur checksum, hash dan lain sebagainya, sebelum
loncat ke block tersebut. Jika boot block mendeteksi adanya kerusakan atau
corruption, maka dia akan melakukan booting melalui floppy disk sehingga user
dapat melakukan flashing lagi dengan image yang lebih bagus. Beberapa pembuat
hardware seringkali mengeluarkan update BIOS untuk mengupdate dan upgrade
produk mereka dan juga menghilangkan bug yang ada.
Firmware pada card
adapter
Suatu sistem komputer dapat berisi
beberapa chip BIOS. Sebagai tambahan dari boot BIOS yang fungsi utamanya untuk
mengakses komponen fundamental dari komputer, maka plug-in adapter card seperti
SCSI atau USB hardisk adapter atau network card dapat memiliki BIOS sendiri dan
merupakan komplemen atau pengganti dari kode BIOS untuk komponen tersebut.
Untuk mencari ekspansi ROM memori yang
sudah dimapping selama proses booting, implementasi BIOS dari PC menscan memori
real dari alamat 0xC8000 sampai 0xF0000 dalam batas 2 kilobyte mencari suatu
signature 0×55 0xaa, yang mana diikuti dengan suatu byte yang mengindikasikan
sejumlah 512 byte block dari expansion memory yang menduduki memori real. BIOS
kemudian loncat ke offset setelah size byte, dimana pada titik tersebut kode
dari expansion ROM mengambil alih dan menggunakan service BIOS untuk memberikan
user sebuah configuration interface, meregister interrupt vector yang digunakan
oleh aplikasi setelah booting, atau menampilkan informasi diagnosa.
Pada sistem UNIX, ada suatu utility dimana Anda dapat melakukan dump terhadap software BIOS firmware.
Pada sistem UNIX, ada suatu utility dimana Anda dapat melakukan dump terhadap software BIOS firmware.
Anda bisa dapatkan pada alamat http://www.linuks.mine.nu/ree/
Spesifikasi BIOS boot
Jika expansion ROM ingin merubah cara
dari suatu sistem melakukan booting (misalnya saja boot dari jaringan atau SCSI
adapter dimana BIOS tidak memiliki drivernya), maka dia dapat menggunakan BIOS
Boot Specification (BBS) API untuk meregisterkan kemampuan tambahannya. Sesaat
setelah expansion ROM sudah teregister menggunakan BBS API, maka pengguna akan
dapat memilih berbagai macam pilihan booting dari user interface BIOS. Hal ini
yang menyebabkan mengapa kebanyakan implementasi BIOS yang compliant dengan
BBS, tidak akan membolehkan pengguna untuk masuk ke dalam BIOS user interface
sampai expansion ROM selesai dalam mengeksekusi dan meregister dirinya sendiri
dengan API BBS.
No comments:
Post a Comment