Contoh Cerita Cerpen
Karya = Yudi Gintara
Judul : Gindo Berangkat Ke Erofa
Di suatu rumah kecil yang berada di pinggiran kota Malang,
terdengar suara keras sekali “Gindo, Gindo, panggil ibunyap dengan
keras-keras”. “Ada apa ibu?”, jawab gindo. “Suara ibu membuat gendang telingaku
pecah”. “Kamu yang sopan sedikit ya gindo!!, aku ini ibumu!!”, jawab ibunya.
Serayaperkataan si Gindo, Gindo pun minta maaf.
Ketika ibu
Gindo yang bernama Tarokih dan Gindo mengobrol, datanglah bapak Gindo yang
bercama Ocid Markocid, berkata “ada apa ini ribut-ribut , tetangga sebelah
anaknya terbangun dari tidurnya, gara-gara perdebatan kalian”.
Melanjutkan permasalahan itu Gindo membahas tentang dirinya untuk berangkat ke
Eropap untuk merubah nasib dan menaikkan derajat keluarganya.
“Begini bapak,
aku ingin sekali berangkat ke Eropa, tetapi bagaimana keadaan di rumah ini
kalau aku pergi?, apakah rumah ini akan
hidup atau mati?”, kata Gindo. Lalu datanglah adik Gindoyang bernamaJabrik yang
tidak sengaja mendengar permasalahan Gindo, dan berkata “Abang, abang janganlah
pergi, kalau abang pergpi siapa yang akan mengajariku jadi supperhero seperti
Superman yang aku ingini??”.
Si Gindo lalu
menyanggah perkataan si Jabrik dan berkata “apa yan kau katakan?, apakah adek
bermimpi?”. “Coba abang cubit adek dulu”. “Adaw, sakit bang”, kata Jabrik.
“Rupanya kamu tidak mimpi, Supperhero itu adalah tokoh tokoh ppahlawan yang ada
di donngeng yang kamu baca di komik, internet atau buku-buku, kamu itulah
terlalu banyak menonton Kartun, lupa dengan belajar”. Jawab Gindo.
“Baiklah kalau
itu keputusan abang, okelah kalu begitu aku akan menerima, tapi tanya ibu dan
bappak dulu”. Ibu, bapak, dan adek Gindo pun menyetujui rencana Gindo berangkat
ke Eropa, ibunya pun memberi pesan terakhir yang berbunyi “Nak, jika kau sudah
berhasil jangan lupakan keluarga kita ya nak”.
Dan ada kata kata terakhir juga dari bappak dan adik Gindo.
“Kata-kata
terakhir bapak: Jika engkau sampai disana, dan kembali janganlupa belikkan
bapak konde ya, wkwkwkkwkwk”. Kalau kata-kata terakhir –dari Jabrik “Aku akan
menjadi Superhero bang”. Bapak memberi modal kepada Gindo yaitu sarapan, dan
uang sebesar rp 50 juta untuk keperluan
ke Bandara, membeli, ciki-ciki dan ongkos pesawatnya.
Perpisahan
itu sangat mengharukan, mereka menagis haru karena keperluan si Gindo.
Tibanya di perjalanan ke bandara Gindo bertemu dengan ketua bajaj se RT Wedew,
dan bertanya “mau kemana kamu Gpindo, membawa tas segala, pastikan kamu mau ke
moll kan, mau ngapain?”. Aku tpidak mau ke moll, aku ingin ke Eroppa untuk
merantau”. Jawab Gindo.
Rencana
si Gindo ke Eroppa, langsung disambut hangat agak kepanasan bagi si codem ketua
Bajaj se RT Wedew, dan berkata “Alhamdulillah, si Gindo pergi ke Eropa, tidak
ada yang bayar bajaj hutang terus”. Dengan senang hati Codem mengantarkan si Gindo
ke Bandara Congek.
Rumah-rumah
warga terlewati satu per satu, pohon Durian pun terlewati, bahkan tiang listrik
diperhatikan oleh Gindo. Pemandangan indah Gunung Kode membentang
sepanjang perjalanan, tapi bagi Codem
itu adalah hari yang sangat di tunggu-tunggunya.
Tibanya
di Bandara, Gindo bingung mau membeli tiket dimana. Dan ia bertemu dengan
Tourist dan bertanya “ Mbak, tempat penjua,lan tiket dimana?”. Lalu turis
menjawab “What do you kecek?, I’m not Understand do you speak!!”. Lalu si Gindo
pun menerupskan pembicaraan dengan berbahsa inggris “ Where is ticket sell?”. Kemudian turis menjawab “owh ticket,
tiket di jual di Lapisan Selat A Jonggol”. Lalu Gindo berkata dalam hatinya
“What, Rupanya turis itu pandai berbahasa Indonesia suee bener dah!!! -_-“. Si
turis pun tersenyum-senyum, tetapi si Gindo bingung melihat turis tersebut
tersenyum.
Sampainya
di tempat penjualan tiket, si Gindo membeli tiket, tetapi harganya mahal dengan
tujuan ke Liverpool, Ia harus mengeluarkan uang sebesar 80 juta rupiah. Tetapi
ia hanya mempunyai uang sebesar 50 juta rupiah. Melihat si Gindo panik, wanita
cantik yang berada di belakang Gindo pun membantu Gindo dengan menambahkan uang
Gindo 40 juta rupiah , 80 juta untuk membeli tiket, 10 juta untuk membeli
makanan/minuman/cemilan dalam perjalanan menuju ke Liverpool FC.
Jadwal
berangkat pesawat pukul 15.00 WIB. Si Gindo meyempatkan diri berkenalan dengan
si cewek cantik yang mirip dengan artis Indonesia yaitu Shiren Sungkar. “Terima
kasih mbak, kalau boleh tau nama mbak siapa?”, tanya Gindo. “Nama saya Lolita,
panggil saja Christie, ya sama-sama, itu sudah jadi kewajiban sesama manusia
untuk saling membantu”. Jawab Christie dengan lembut.
Rupanya
si Christi juga ingin ke Liverpool juga, merekapun pergi bersama.Gindo menceritakan
alasan ia ingin ke Eropa, begitu juga Cristi juga pun menceritakan juga.
Tibanya pukul 15.00 WIB, mereka langsung menuju ke pesawat dan mereka duduk
berdampingan, dan orang-orang yang dibelakangnya berkata “so sweet bener ya”,
lalu Gindo menyanggahnya “Bisa aja bg”.
Pesawat
bergoyang-goyang seakan merasakan jogetnya Inul Daratista. Namun si Gindo tidak
tahan dan ingin muntah. Muntahnya berkali-kali, dan bahkan ia kehabisan plastik
dan tabungnya rasa tidak kuat menahan gempuran muntah si Gindo. Dan ia
sekali-ke-tiduran, serta Christi pun ikut muntah-muntah dan ketiduran juga.
Akhirnya,
setelah menempuh perjalanan selama 9 jam pesawat pun samppai di bandara
Baloteli yang ada di Liverpool. Dan Gindo bingung ia harus kemana, tetapip
untung saja ada christi, disana ada kerabat christi yang tinggal di Liverpool,
tepatnya berada di jalan Sterling. Rumah tersebut berada 112 KM dari bandara.
Mereka berdua menaiki taxi dengan tujuan jalan Sterling. Mereka berdua
menikmati cemilan yang di beliknya di Indonesia. Dan tidak lupa menawarkan si
tukang taksi atau supir.
Akhirnya
mereka sampai dan membaya uang taxi sebesar 3 dollar. Christi pun memandu Gindo
menuju rumah yang seperti istana yang seperti Istana Pangeran Charles.
“Besar
sekali rumahnya, aku terkejut !”, tutur Gindo. “Sudah, kita masuk saja dan
melihat isi dalamnya”, jawab Christi. Isi dalamnya pun sangat megah dan indah,
ada kolam berenang, lapangan Futsal, Lapang sepakbola Sturridge namanya,
lapangan Golf, Lapangan BuluTangkis, dan ada juga Taman untuk hewan-hewan.
Gindo
bertemu dengan penghuni rumah, dan rupanya penghuni juga dari Indonesia. Dan
Gindo pun tinggal di sana. Besok paginya Gindo bangun dari tuidurnya yang
lelap, dan ia ingin mandi, tetapi ia bingung, “mau kemana, ntah dimana, apa ni
bingung jadinya”. Untungnya pembantu rumah datang dan menunjukkan dimana tempat
mandi. Sampainya disana ia bingung kembali, alat-alat mandinya aneh-aneh. Dan
ia memutuskan t-idak mandi.
Sekitar
jam 08.00 pagi ia memutuskan untuk mencari kerja, dan iadiantarkan oleh supir
rumah itu yang bernama Roberts. “Tolong, sir antarkan saya cari kerja”, mohon
Gindo. “Speak english now?”, jawab Roberts. Berkat prestasi yang tpelah wisuda
di Universitas Malang ia agak lafadz berbahasa inggris.
Dilihat
sekitar-sekitar jalan banyak sekali tempat-tempat lowongan kerja, tapi banyak
juga yang tidak cocok dengannya. Dan akhirnya di jalan Skrtel ada Lowongan
kerja menjadi guru privat pelajaran Matematika, anak-anak diajarinya sampai
mengerti dan pandai. Dan kadang kala muridnya memuji gurunya dengan
memberitahukan kepada orang tuanya bahwa pguru privat itu baik, pandai mengajar
sopan, serta mengajarkannya dengan sabar dan ikhlas. Dan ada pula murid yang
tidak suka sama Gindo ntah kenapa sebabnya, Gindo tidak tahu dan menganggap itu
tidak penting.
Harinya-harinya
dilewati dengan penuh sabar dan keyakinan hati yang ikhlas, dan ia tidak lupa
membelioleh-oleh untuk orang rumah. Pizza kesukaan Sheila pemilik rumah, roti
tawar kesukaan Roberts, Kue Bolu kesukaan Jenem si pembantu dan Burger Kebab
kesukaan Christi.
Besoknya,
ia tidak mengajar dikarenakan badan dan fisiknya kurang sehat. Untungny ada
Christi yang slalu menjaga Gindo yang sedang sakit. Tidak lama kelamaan
sakitnya makin parah dan segera dibawake rumah sakit Allen. Dan terlihat
kondisinya sangat lemas dan Christi pun panik. Dan tidak sengaja Christi
mendapati di dompet Gindo ada nomor telepon ibu Gindo dan ia segera menelepon
ibunya “Selamat malam bu?, ini dengan ibunya Gindo ka?”, tanya Sheila. “ya,
selamat malam, saya benar ibunya Gindo”, pungkas ibu gindo. “Gindo kini sedang
sakit parah buk dikarenakan banyaknya aktivitpasnya buk, mohon doanyaya bu?”,
tanya Sheila. “Apa Gindo Sakit?, u u u u uwh u uwmh “, tangis ibu gindo.
Baiklah saya akan terus panjatkan doa untuk
kesembuhan Gindo , dan mohon dilekaskan sembuh ya bu?”, jawab ibu Gindo.
Lalu
Tarokih melajutkan pembicaraannya dengan Ocid dan Jabrik. “Ada apa bu?”, tanya
Ocid. “Anak kita Gindo masuk rumah sakit dan keadaannya sangat parah”, jawab
Tarokih. Tanpa sengaja terdengar oleh Jabrik dan melanjutkan pembicaraan itu
dan terkejut “apa abang masuk rumah sakit?”. Ia pun termenung dan rasa-rasa
ingin menangis.
Dokter
yang memeriksa Gindo keluar dari ruang ICU dan ia berkata dengan bahasa
Indonesia “ini dengan keluarga Gindo?”, Tanya dokter. “Ya betul, bagaimana
keadaan Gindo dokter?”, jawab Christi. “Maaf, Gindo terkena penyakit Radang
Ginjal Stadium Anfield dan harus diperlukan donor ginjal untuk kesembuhan
Gindo”, pungkas dokter. “What The ……., Gindo is Sick”. Lalu Sheila marah-marah
sama Christi yang menganggapia tidak mampu menjaga Gindo.
Ditengah-tengah
keributan mereka Roberts lalu melerai perdebatan kata mereka berdua. Dan berkat
penjelasan Roberts yang lengkap, akhirnya Sheila minta maaf.
Setelah
lama menunggu untuk mendaatkan donor ginjal, dan akhirnya ada pendonor yang
ingin mendonorkan ginjalnya, tapi pendonor itu minta syarat “jika ginjalnya
cocok, saye nak minte dikehidupi kehidupan saye selama 1 bulan dan bonus uang
50 juta dollar”, tutur Cornella. “What you kecek, kamu yang benar saja ya!”,
sanggah Roberts. “Ya sudahlah kalo you tak mau!”, jawab Cornella. “Baiklah saya
akan memenuhi permintaan kamu!”, jawab Sheila. Dan akhirnya setelah donor
ginjal itu cocok, akhirnya Gindo, lama-kelamaan sehat.
Pertama-tama
Sheila mengurus administrasi ke rumah sakit, dan ia harus memenuhi dan langsung
memberi uang sebesar 50 juta dollar kepada Cornella. Selama 1 bulan telah
diberi kehidupan yang megah memuat Cornella sombong dan lupa diri, ia
meninggalkan ibadah dan sering main judi. Lama-kelamaan uang Cornella habis dan
ia dihasut syetan untuk melakukan perbuatan tidak terpuji yaitu mencuri uang di
bank Suarez. Aksi demi aksi telah dilakukannya, namun pada aksi yang ketiga ia
tertangkap kering telah mencuri perhiasan di toko emas Suso, dan ia langsung
dimasukkan ke penjara dengan hukuman seumur hidup.
Keluarga
Sheila pun terkejut atas ditangkapnya Cornella, namun ia menghiraukan keputusan
Cornella “Siapa suruh dia mencuri”, dalam hati Sheila. Berbulan-bulan berlalu
berkat kejeniusan Gindo, ia kemudian terkenal dikoran, televisi, dan media
massa, bahkan dia diundang di acara show yang bertemakan Sepak Terjang Gindo.
Gindo
pun menceritakan sepak terjangnya sebelum menjadi terkenal kini, dan didampingi
oleh Christi yang diplot menjadi asisten Gindo. Berita terkenalnya Gindo,
bahkan terdengar oleh anak raja Inggris yang bernama Putri Lady Diamond.
Sedangkan
di kampung Gindo, Jabrik berlatih dan berusaha untuk menjadi superhero, ia
mempelajarinya serta mencari informasi di internet. Sedangkan bapak Gindo
sedang sakit-sakitan dan ibu Gindo lah yang harus mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Ia bekerja jadi Pengusaha kain tenun dan berpenghasilan
per hari sekitar 100 ribu rupiah.
Hari-hari
dilewati Gindo dengan penuh sabar yang membuat putri Lady Diamond kagum dan
jatuh cinta kepada Gindo. Dan mereka akhirnya menikah dan Gindo ingin
mengundang keluarga mereka yang ada di Malang. Ibu dan bapak Gindo naik
pesawat, sedangkan Jabrik terbang seperti Superhero dan sampai dengan waktu 1
jam.
Dan
akhirnya hidup bahagia dan bersama ibu dan bapak Gindo dan ibu dan bapak Lady
Diamond. Hal itu membuat Christi tidak cemburu dan berkata dalam hati “jodoh
itu ditangan tuhan”.
Dan
akhirnya orang yang telah membantu Gindo dalam menjadi orang terkenal akan
tinggal di istana yaitu keluarga Gindo = Gindo, Ocid, Tarokih, dan Jabrik.
Keluarga Codem = Codem, istrinya beserta anaknya. Dan tidak lupa pula keluarga
Sheila.