Saturday, 27 December 2014

Contoh Cerita Cerpen

Contoh Cerita Cerpen

Karya = Yudi Gintara

Judul : Gindo Berangkat Ke Erofa


Di suatu rumah kecil yang berada di pinggiran kota Malang, terdengar suara keras sekali “Gindo, Gindo, panggil ibunyap dengan keras-keras”. “Ada apa ibu?”, jawab gindo. “Suara ibu membuat gendang telingaku pecah”. “Kamu yang sopan sedikit ya gindo!!, aku ini ibumu!!”, jawab ibunya. Serayaperkataan si Gindo, Gindo pun minta maaf.

          Ketika ibu Gindo yang bernama Tarokih dan Gindo mengobrol, datanglah bapak Gindo yang bercama Ocid Markocid, berkata “ada apa ini ribut-ribut , tetangga sebelah anaknya terbangun dari tidurnya, gara-gara perdebatan kalian”.
Melanjutkan permasalahan itu Gindo membahas tentang dirinya untuk berangkat ke Eropap untuk merubah nasib dan menaikkan derajat keluarganya.


          “Begini bapak, aku ingin sekali berangkat ke Eropa, tetapi bagaimana keadaan di rumah ini kalau aku  pergi?, apakah rumah ini akan hidup atau mati?”, kata Gindo. Lalu datanglah adik Gindoyang bernamaJabrik yang tidak sengaja mendengar permasalahan Gindo, dan berkata “Abang, abang janganlah pergi, kalau abang pergpi siapa yang akan mengajariku jadi supperhero seperti Superman yang aku ingini??”.

          Si Gindo lalu menyanggah perkataan si Jabrik dan berkata “apa yan kau katakan?, apakah adek bermimpi?”. “Coba abang cubit adek dulu”. “Adaw, sakit bang”, kata Jabrik. “Rupanya kamu tidak mimpi, Supperhero itu adalah tokoh tokoh ppahlawan yang ada di donngeng yang kamu baca di komik, internet atau buku-buku, kamu itulah terlalu banyak menonton Kartun, lupa dengan belajar”. Jawab Gindo.

          “Baiklah kalau itu keputusan abang, okelah kalu begitu aku akan menerima, tapi tanya ibu dan bappak dulu”. Ibu, bapak, dan adek Gindo pun menyetujui rencana Gindo berangkat ke Eropa, ibunya pun memberi pesan terakhir yang berbunyi “Nak, jika kau sudah berhasil jangan lupakan keluarga kita ya nak”.

Dan ada kata kata terakhir juga dari bappak dan adik Gindo.
          “Kata-kata terakhir bapak: Jika engkau sampai disana, dan kembali janganlupa belikkan bapak konde ya, wkwkwkkwkwk”. Kalau kata-kata terakhir –dari Jabrik “Aku akan menjadi Superhero bang”. Bapak memberi modal kepada Gindo yaitu sarapan, dan uang sebesar rp 50 juta untuk keperluan  ke Bandara, membeli, ciki-ciki dan ongkos pesawatnya.



          Perpisahan itu sangat mengharukan, mereka menagis haru karena keperluan si Gindo.
Tibanya di perjalanan ke bandara Gindo bertemu dengan ketua bajaj se RT Wedew, dan bertanya “mau kemana kamu Gpindo, membawa tas segala, pastikan kamu mau ke moll kan, mau ngapain?”. Aku tpidak mau ke moll, aku ingin ke Eroppa untuk merantau”. Jawab Gindo.




          Rencana si Gindo ke Eroppa, langsung disambut hangat agak kepanasan bagi si codem ketua Bajaj se RT Wedew, dan berkata “Alhamdulillah, si Gindo pergi ke Eropa, tidak ada yang bayar bajaj hutang terus”. Dengan senang hati Codem mengantarkan si Gindo ke Bandara Congek.




          Rumah-rumah warga terlewati satu per satu, pohon Durian pun terlewati, bahkan tiang listrik diperhatikan oleh Gindo. Pemandangan indah Gunung Kode membentang sepanjang  perjalanan, tapi bagi Codem itu adalah hari yang sangat di tunggu-tunggunya.




          Tibanya di Bandara, Gindo bingung mau membeli tiket dimana. Dan ia bertemu dengan Tourist dan bertanya “ Mbak, tempat penjua,lan tiket dimana?”. Lalu turis menjawab “What do you kecek?, I’m not Understand do you speak!!”. Lalu si Gindo pun menerupskan pembicaraan dengan berbahsa inggris “ Where is ticket  sell?”. Kemudian turis menjawab “owh ticket, tiket di jual di Lapisan Selat A Jonggol”. Lalu Gindo berkata dalam hatinya “What, Rupanya turis itu pandai berbahasa Indonesia suee bener dah!!! -_-“. Si turis pun tersenyum-senyum, tetapi si Gindo bingung melihat turis tersebut tersenyum.




          Sampainya di tempat penjualan tiket, si Gindo membeli tiket, tetapi harganya mahal dengan tujuan ke Liverpool, Ia harus mengeluarkan uang sebesar 80 juta rupiah. Tetapi ia hanya mempunyai uang sebesar 50 juta rupiah. Melihat si Gindo panik, wanita cantik yang berada di belakang Gindo pun membantu Gindo dengan menambahkan uang Gindo 40 juta rupiah , 80 juta untuk membeli tiket, 10 juta untuk membeli makanan/minuman/cemilan dalam perjalanan menuju ke Liverpool FC.




          Jadwal berangkat pesawat pukul 15.00 WIB. Si Gindo meyempatkan diri berkenalan dengan si cewek cantik yang mirip dengan artis Indonesia yaitu Shiren Sungkar. “Terima kasih mbak, kalau boleh tau nama mbak siapa?”, tanya Gindo. “Nama saya Lolita, panggil saja Christie, ya sama-sama, itu sudah jadi kewajiban sesama manusia untuk saling membantu”. Jawab Christie dengan lembut.




          Rupanya si Christi juga ingin ke Liverpool juga, merekapun pergi bersama.Gindo menceritakan alasan ia ingin ke Eropa, begitu juga Cristi juga pun menceritakan juga. Tibanya pukul 15.00 WIB, mereka langsung menuju ke pesawat dan mereka duduk berdampingan, dan orang-orang yang dibelakangnya berkata “so sweet bener ya”, lalu Gindo menyanggahnya “Bisa aja bg”.




          Pesawat bergoyang-goyang seakan merasakan jogetnya Inul Daratista. Namun si Gindo tidak tahan dan ingin muntah. Muntahnya berkali-kali, dan bahkan ia kehabisan plastik dan tabungnya rasa tidak kuat menahan gempuran muntah si Gindo. Dan ia sekali-ke-tiduran, serta Christi pun ikut muntah-muntah dan ketiduran juga.




          Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama 9 jam pesawat pun samppai di bandara Baloteli yang ada di Liverpool. Dan Gindo bingung ia harus kemana, tetapip untung saja ada christi, disana ada kerabat christi yang tinggal di Liverpool, tepatnya berada di jalan Sterling. Rumah tersebut berada 112 KM dari bandara. Mereka berdua menaiki taxi dengan tujuan jalan Sterling. Mereka berdua menikmati cemilan yang di beliknya di Indonesia. Dan tidak lupa menawarkan si tukang taksi atau supir.




          Akhirnya mereka sampai dan membaya uang taxi sebesar 3 dollar. Christi pun memandu Gindo menuju rumah yang seperti istana yang seperti Istana Pangeran Charles.




          “Besar sekali rumahnya, aku terkejut !”, tutur Gindo. “Sudah, kita masuk saja dan melihat isi dalamnya”, jawab Christi. Isi dalamnya pun sangat megah dan indah, ada kolam berenang, lapangan Futsal, Lapang sepakbola Sturridge namanya, lapangan Golf, Lapangan BuluTangkis, dan ada juga Taman untuk hewan-hewan.




          Gindo bertemu dengan penghuni rumah, dan rupanya penghuni juga dari Indonesia. Dan Gindo pun tinggal di sana. Besok paginya Gindo bangun dari tuidurnya yang lelap, dan ia ingin mandi, tetapi ia bingung, “mau kemana, ntah dimana, apa ni bingung jadinya”. Untungnya pembantu rumah datang dan menunjukkan dimana tempat mandi. Sampainya disana ia bingung kembali, alat-alat mandinya aneh-aneh. Dan ia memutuskan t-idak mandi.




          Sekitar jam 08.00 pagi ia memutuskan untuk mencari kerja, dan iadiantarkan oleh supir rumah itu yang bernama Roberts. “Tolong, sir antarkan saya cari kerja”, mohon Gindo. “Speak english now?”, jawab Roberts. Berkat prestasi yang tpelah wisuda di Universitas Malang ia agak lafadz berbahasa inggris.




          Dilihat sekitar-sekitar jalan banyak sekali tempat-tempat lowongan kerja, tapi banyak juga yang tidak cocok dengannya. Dan akhirnya di jalan Skrtel ada Lowongan kerja menjadi guru privat pelajaran Matematika, anak-anak diajarinya sampai mengerti dan pandai. Dan kadang kala muridnya memuji gurunya dengan memberitahukan kepada orang tuanya bahwa pguru privat itu baik, pandai mengajar sopan, serta mengajarkannya dengan sabar dan ikhlas. Dan ada pula murid yang tidak suka sama Gindo ntah kenapa sebabnya, Gindo tidak tahu dan menganggap itu tidak penting.




          Harinya-harinya dilewati dengan penuh sabar dan keyakinan hati yang ikhlas, dan ia tidak lupa membelioleh-oleh untuk orang rumah. Pizza kesukaan Sheila pemilik rumah, roti tawar kesukaan Roberts, Kue Bolu kesukaan Jenem si pembantu dan Burger Kebab kesukaan Christi.




          Besoknya, ia tidak mengajar dikarenakan badan dan fisiknya kurang sehat. Untungny ada Christi yang slalu menjaga Gindo yang sedang sakit. Tidak lama kelamaan sakitnya makin parah dan segera dibawake rumah sakit Allen. Dan terlihat kondisinya sangat lemas dan Christi pun panik. Dan tidak sengaja Christi mendapati di dompet Gindo ada nomor telepon ibu Gindo dan ia segera menelepon ibunya “Selamat malam bu?, ini dengan ibunya Gindo ka?”, tanya Sheila. “ya, selamat malam, saya benar ibunya Gindo”, pungkas ibu gindo. “Gindo kini sedang sakit parah buk dikarenakan banyaknya aktivitpasnya buk, mohon doanyaya bu?”, tanya Sheila. “Apa Gindo Sakit?, u u u u uwh u uwmh “, tangis ibu gindo. Baiklah saya akan terus  panjatkan doa untuk kesembuhan Gindo , dan mohon dilekaskan sembuh ya bu?”, jawab ibu Gindo.




          Lalu Tarokih melajutkan pembicaraannya dengan Ocid dan Jabrik. “Ada apa bu?”, tanya Ocid. “Anak kita Gindo masuk rumah sakit dan keadaannya sangat parah”, jawab Tarokih. Tanpa sengaja terdengar oleh Jabrik dan melanjutkan pembicaraan itu dan terkejut “apa abang masuk rumah sakit?”. Ia pun termenung dan rasa-rasa ingin menangis.




          Dokter yang memeriksa Gindo keluar dari ruang ICU dan ia berkata dengan bahasa Indonesia “ini dengan keluarga Gindo?”, Tanya dokter. “Ya betul, bagaimana keadaan Gindo dokter?”, jawab Christi. “Maaf, Gindo terkena penyakit Radang Ginjal Stadium Anfield dan harus diperlukan donor ginjal untuk kesembuhan Gindo”, pungkas dokter. “What The ……., Gindo is Sick”. Lalu Sheila marah-marah sama Christi yang menganggapia tidak mampu menjaga Gindo.




          Ditengah-tengah keributan mereka Roberts lalu melerai perdebatan kata mereka berdua. Dan berkat penjelasan Roberts yang lengkap, akhirnya Sheila minta maaf.




          Setelah lama menunggu untuk mendaatkan donor ginjal, dan akhirnya ada pendonor yang ingin mendonorkan ginjalnya, tapi pendonor itu minta syarat “jika ginjalnya cocok, saye nak minte dikehidupi kehidupan saye selama 1 bulan dan bonus uang 50 juta dollar”, tutur Cornella. “What you kecek, kamu yang benar saja ya!”, sanggah Roberts. “Ya sudahlah kalo you tak mau!”, jawab Cornella. “Baiklah saya akan memenuhi permintaan kamu!”, jawab Sheila. Dan akhirnya setelah donor ginjal itu cocok, akhirnya Gindo, lama-kelamaan sehat.




          Pertama-tama Sheila mengurus administrasi ke rumah sakit, dan ia harus memenuhi dan langsung memberi uang sebesar 50 juta dollar kepada Cornella. Selama 1 bulan telah diberi kehidupan yang megah memuat Cornella sombong dan lupa diri, ia meninggalkan ibadah dan sering main judi. Lama-kelamaan uang Cornella habis dan ia dihasut syetan untuk melakukan perbuatan tidak terpuji yaitu mencuri uang di bank Suarez. Aksi demi aksi telah dilakukannya, namun pada aksi yang ketiga ia tertangkap kering telah mencuri perhiasan di toko emas Suso, dan ia langsung dimasukkan ke penjara dengan hukuman seumur hidup.




          Keluarga Sheila pun terkejut atas ditangkapnya Cornella, namun ia menghiraukan keputusan Cornella “Siapa suruh dia mencuri”, dalam hati Sheila. Berbulan-bulan berlalu berkat kejeniusan Gindo, ia kemudian terkenal dikoran, televisi, dan media massa, bahkan dia diundang di acara show yang bertemakan Sepak Terjang Gindo.




          Gindo pun menceritakan sepak terjangnya sebelum menjadi terkenal kini, dan didampingi oleh Christi yang diplot menjadi asisten Gindo. Berita terkenalnya Gindo, bahkan terdengar oleh anak raja Inggris yang bernama Putri Lady Diamond.




          Sedangkan di kampung Gindo, Jabrik berlatih dan berusaha untuk menjadi superhero, ia mempelajarinya serta mencari informasi di internet. Sedangkan bapak Gindo sedang sakit-sakitan dan ibu Gindo lah yang harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia bekerja jadi Pengusaha kain tenun dan berpenghasilan per hari sekitar 100 ribu rupiah.




          Hari-hari dilewati Gindo dengan penuh sabar yang membuat putri Lady Diamond kagum dan jatuh cinta kepada Gindo. Dan mereka akhirnya menikah dan Gindo ingin mengundang keluarga mereka yang ada di Malang. Ibu dan bapak Gindo naik pesawat, sedangkan Jabrik terbang seperti Superhero dan sampai dengan waktu 1 jam.




          Dan akhirnya hidup bahagia dan bersama ibu dan bapak Gindo dan ibu dan bapak Lady Diamond. Hal itu membuat Christi tidak cemburu dan berkata dalam hati “jodoh itu ditangan tuhan”.




          Dan akhirnya orang yang telah membantu Gindo dalam menjadi orang terkenal akan tinggal di istana yaitu keluarga Gindo = Gindo, Ocid, Tarokih, dan Jabrik. Keluarga Codem = Codem, istrinya beserta anaknya. Dan tidak lupa pula keluarga Sheila.        




 Jika ada Kesan atau masalah Hubungi =
https://www.facebook.com/yudi.gintara

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post