Monday, 2 February 2015

Apa itu Bulying



Mengenali bulying

 Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain     (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari
pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stres (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis.
 Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas, seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena membiarkan kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa menyelesesaikan hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau bahkan disalahkan. Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala sesuatu terpusat pada dirinya) yang masih dominan. Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya.
Bentuk Bully terbagi dua, tindakan langsung seperti menyakiti, mengancam, atau menjelekkan anak lain. Sementara bentuk tidak langsung adalah menghasut, mendiamkan, atau mengucilkan anak lain. Apapun bentuk Bully yang dilakukan seorang anak pada anak lain, tujuannya adalah sama, yaitu untuk “menekan” korbannya, dan mendapat kepuasan dari perlakuan tersebut. Pelaku puas melihat ketakutan, kegelisahan, dan bahkan sorot mata permusuhan dari korbannya.
Ada yang menarik dari karakteristik pelaku dan korban Bully. Korban Bully mungkin memiliki karakteristik yang bukan pemberani, memiliki rasa cemas, rasa takut, rendah diri, yang kesemuanya itu (masing- masing atau sekaligus) membuat si anak menjadi korban Bully. Akibat mendapat perlakuan ini, korban pun mungkin sekali menyimpan dendam atas perlakuan yang ia alami.
Anak Menjadi Korban bulli Tanda-tanda :
1. Munculnya keluhan atau perubahan perilaku atau emosi anak akibat stres yang ia hadapi karena mengalami perilaku bullying (anak sebagai korban).
2. Laporan dari guru atau teman atau pengasuh anak mengenai tindakan bullying yang terjadi pada anak.


Contoh kasus Bulying
          Pada bulan Juli 2007 kami memindahkan kedua anak kami Fajar (autis verbal usia 10 tahun pd tgl. 14 Januari nanti) dan adiknya Faisal dari sekolah alam di Vila Nusa Indah Bekasi ke sekolah Alam di Al Jannah Cibubur. Pertimbangan kami adalah karena sekolah yg lama ada konflik internal antara yayasan, sekolah & guru. Sehingga kami memutuskan mencari sekolah yg lebih seattle dan jatuh pada SD Al Jannah karena kami lihat sarana sekolah yg lengkap dan selain itu juga ada program khusus untuk anak-anak autis. Ada harapan besar kami atas sekolah tsb.
Minggu pertama sekolah, kami sangat senang sekali Fajar tampak happy dan ditunjuk menjadi Ketua Kelas. Kami bangga …ternyata anak autis ada juga yg bisa menjadi Ketua Kelas. Memang anak kami autisnya agak unik yaitu suka kenalan sama semua anak di setiap kelas dan berusaha ngobrol dan gabung sama mereka. Meski lama-lama ngomongnya akan kelihatan aneh.
Setelah 1 bulan diluar dugaan kami, terjadi bullying pada Fajar. Perut fajar biru-biru demikian pula lengan dan pahanya. Fajar dipukul dan ditendang sama temen-temennya. Kami gak tahu kenapa itu sampai terjadi. Kami mendapatkan informasi bahwa di sekolahan Fajar kadang suka mengatur temennya. ….. tetapi dia tidak pernah mengganggu atau menyerang …kalo kadang bersikap aneh…iya…. Ketika kami arahkan Fajar agar tidak terlalu mengatur temennya. Fajar malah berkilah “Aku kan Ketua Kelas”…
Walah…jawabannya?! Kamipun hanya minta agar dia tidak nakal dan mengganggu atau terlalu mengatur yg lain. Kamipun menyampaikan hal ini ke pihak sekolahan.
Selang tidak berapa lama kasus bullying kembali dialami Fajar.
Fajar kelihatan murung & malas sekolah. Selain itu Fajar sering keluar BAB mencret dicelananya tanpa dia merasakannya. Sudah seminggu dia seperti itu dikelas. Kamipun membawanya ke ahli pencernaan langganan kami Prof Agus ternyata anak kami mengalami gangguan psikis sehingga keluar mencret tanpa dia sadari.
Apa yg terjadi dalam hati kami? Istri saya baru ingat bahwa beberapa hari yg lalu waktu dia mengantar Fajar sekolah, ada temennya yg mendorong dia dan menendang Fajar hingga terjatuh dan itu diketahui wali kelasnya. Tapi heran wali kelasnya diam saja tidak berusaha menolong anak saya yg terjatuh & mau menangis. Itu yang ketahuan belum yang lainnya



1 comment:

  1. ini lah yang membuat pendidikan di indonesia susah maju

    ReplyDelete

Ads Inside Post